Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Definisi Nifas

 TENTANG NIFAS

A. Definisi Nifas
Nifas adalah darah yang keluar setelah
kosongnya rahim dari kandungan. Meskipun
kandungannya masih berupa ‘alaqah
(gumpalan darah) atau mudghah (gumpalan
daging). Jadi semisal ada wanita mengalami
keguguran dan sudah berupa gumpalan darah, maka jika setelah keguguran dia mengalami
pendarahan hukumnya nifas.
Pendarahan setelah melahirkan dihukumi
nifas walaupun plasentanya (ari-ari, jw) masih
di dalam rahim.

B. Masa Nifas
Waktu nifas minimal setetes atau sebentar.
Maksimalnya 60 hari 60 malam, terhitung
sejak dari keluarnya seluruh tubuh janin atau
gumpalan daging.
Wanita yang mengalami pendarahan dengan
terputus-putus sebelum 60 hari 60 malam
setelah melahirkan, maka semua darahnya
dihukumi nifas. Tapi perlu diingat, bila
putusnya mencapai 15 hari 15 malam. Maka
darah setelah masa putus tersebut bukan lagi
nifas melainkan haid. Dan masa putus tersebut dihukumi suci.

Sedangkan masa bersih di sela-sela nifas hukumnya sama dengan masa bersih di sela sela haid. Ada yang menghukumi suci, adayang menghukumi nifas.

Apa yang harus dilakukan wanita saat darah
nifasnya berhenti sebelum 60 hari? Sama
dengan di dalam bab haid, setiap bersih dia
wajib berlaku suci (mandi dan shalat). Jika
keluar lagi maka nifas lagi dst. Lalu bagaimana dengan shalat yang dikerjakan di saat bersih
jika ternyata darahnya keluar lagi?
Sebagaimana di bab haid, saat bersih di sela-
sela nifas ada dua pendapat. Ada yang
menghukumi suci, ada pula yang
mennghukumi nifas.

Dengan demikian jika ikut pendapat yang menghukumi suci maka ibadahnya sah.
Pendarahan yang karena melahirkan yang
terjadi sebelum atau menyertai kelahiran
tidak dihukumi nifas, ataupun haid. Kecuali
bila bersambung dengan pendarahan haid
yang terjadi sebelumnya. Misalnya wanita
yang sebelum merasakan sakit akan
melahirkan sudah mengalami pendarahaan
beberapa hari (lebih 24 jam) sampai dengan
terasa akan melahirkan ia tetap mengalami
pendarahan. Maka semua darahnya dihukumi
haid.

C. Masa Suci
Masa suci yang memisahkan haid dengan nifas atau nifas dengan nifas tidak harus 15 hari 15 malam (360 jam). Mungkin kurang dari 15 hari 15 malam (360 jam), atau bahkan tidak ada masa suci sama sekali. Dengan kata lain, tidak sama dengan masa suci antara dua haid.
Beberapa contoh:

Contoh 1: Seorang ibu melahirkan bayi
kembar. Jika kelahiran pertama terjadi di pagi
hari (misalnya) lalu mengalami pendarahan.
Kemudian kelahiran ke dua terjadi di malam
hari, disusul dengan pendarahan. Maka
pendarahan setelah kelahiran pertama
dihukumi nifas. Lalu setelah kelahiran kedua
juga nifas yang lain. Dalam contoh ini, tidak
terdapat masa suci yang memisahkan di
antara dua nifas.

Contoh 2: Wanita hamil mengalami haid dan
tidak putus hingga melahirkan. Kemudian
mengalami pendarahan selama 10 hari. Dalam
kasus ke 2 ini, darah yang keluar sebelum
melahirkan dihukumi haid. Darah yang keluar
setelah melahirkan dihukumi nifas. Haid dan
nifasnya tidak dipisah oleh masa suci.

Contoh 3: Wanita yang mengalami nifas dan
telah genap 60 hari. Darahnya bersih sebentar
lalu mengeluarkan darah lagi selama dua hari.
Di sini, darah yang keluar setelah bersih
disebut haid. Sedangkan bersihnya darah
disebut suci. Artinya, masa suci yang terjadi
antara nifas dan haid hanya sebentar.
Contoh 4: wanita yang mengalami nifas 60
hari kurang 2 jam (nifasnya tidak pas 60 hari)
lalu bersih 2 jam. Setelah itu pendarahan.
Maka pendarahan setelah 2 jam itu hukumnya
haid.

Catatan Penting!
‘Alaqah (gumpalan darah) yang keluar dari
rahim wanita memiliki tiga konsekwensi
hukum, yakni:
1. Darah yang keluar setelahnya dihukumi
nifas.
2. Wajib mandi.
3. Membatalkan puasa.
Untuk gumpalan daging (mudghah), di
samping memiliki tiga hukum di atas juga
memiliki aspek hukum yang lain, yakni
berakhirnya masa iddah.

Post a Comment for "Definisi Nifas "